DISKUSI ILMIAH: EXPANDING MATHEMATICS CLASSROOM WITH STEM

Prodi Pendidikan Matematika kedatangan tamu istimewa dari Southerm Illinois University Edwardsville, yaitu Sharon M. Locke, Ph.D. Beliau adalah direktur dari STEM Research Center. Sebuah organisasi yang mengembangkan pembelajaran mengenai STEM untuk semua level. Bertajuk Expanding Mathematics Classroom with STEM, acara ini membahas mengenai STEM. STEM adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering, and Mathematics. STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang sudah lama berkembang di negara-negara maju yang saat ini dikembangkan di Indonesia.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 di Ruang Rapat Laboratorium Terpadu Lt. 2. Sebelum memulai penjabaran mengenai STEM, Sharon meminta mahasiswa menggambarkan bagaimana seorang matematikawan. Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai STEM. STEM merupakan integrasi antara Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi, Teknik, dan Matematika yang dikemas dalam suatu proses pembelajaran yang dinamis dan menarik yang dapat menjadi alternatif pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif untuk menyelesaikan masalah.

Menurut Sharon, terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa abad 20, yaitu kompetensi kognitif, intra-personal, dan interpersonal. Dalam kemampuan kognitif, terdapat strategi dan proses kognitif, pengetahuan, dan kreativitas. Dalam kemampuan intra personal, diperlukan kemampuan-kemampuan lain seperti intellectual openess, work ethnic, dan positive core self evaluation. Sedangkan kemampuan inter personal adalah kemampuan untuk bekerja sama dan kepemimpinan. Oleh karena itu, dalam kelas-kelas STEM diharapkan mampu mengembangkan kompetensi-kompetensi tersebut. Kelas-kelas STEM biasanya bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah-masalah open ended. Dalam kelas STEM, kegagalan adalah suatu hal yang dapat diterima, tetapi yang paling penting adalah ketekunan untuk terus berusaha.

Acara ini yang dihadiri oleh 45 mahasiswa. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 7 orang. Sharon meminta mahasiswa untuk menonton sebuah video mengenai jembatan yang jatuh. Mahasiswa diminta untuk mendesain sebuah jembatan dengan kertas agar jembatan tersebut yang dapat menahan beban sebanyak mungkin. Setiap kelompok diminta untuk menulis hasil diskusi mereka di papan tulis, dan di akhir diskusi, mereka dapat melihat desain jembatan yang paling kuat dalam menahan beban. Diskusi Ilmiah ini ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan oleh Ibu Sri Utami Zuliana, Ph.D selaku ketua pelaksana Diskusi Ilmiah kepada narasumber.

Selengkapnya ada video disini